Selasa, 04 Agustus 2009

Perbaiki Hubungan dengan Allah, Allah Akan Memperbaiki Hidupmu


Mungkin dalam perjalanan hidup kita, kita penah merasakan saat-saat merasa tak berdaya, merasa tak punya apa-apa, merasa kerdil, merasa semua orang tak peduli. Tiba-tiba ingin marah entah pada siapa dan entah karena apa.
Mungkin, ada saat begitu lelah terasa melalui hari. Terseok-seok mengeja makna. Senyum yang mengembang terasa begitu kering. Sapaan tulus teman selalu ditanggapi dengan sinis. Padahal, apa salah mereka? Tak ada. Namun semuanya terasa mengganggu dan tidak membuat nyaman. Tidur dengan kening berkerut. Dan helaan nafas selalu terasa berat. Diperparah dengan rasa hambar terhadap semua sentuhan-Nya.
Ada apa dengan diri? Masih bagus ketika kemudian diri menyadari ada sesuatu yang ‘aneh’ yang terjadi padanya. Artinya, segera terbuka kesempatan untuk memperbaiki sesuatu yang mungkin telah rusak, terkikis, atau hilang. Tanyakan pada hati tentang ini semua. Kejujuran hati akan memberikan jawaban apa adanya ketika diri mengizinkannya.
Mungkin ini jawaban dari semua rasa yang ada;
•Hubungan dengan Allah yang terabaikan
Kesibukan yang amat sangat, seperti labirin tak berujung seringkali menjadi kambing hitam atas segala ‘kekacauan’ yang terjadi dalam ‘diri kita’. Padahal itu bukan penyebab utama.
“Coba buat perencanaan setiap hari, buatlah waktu khusus untukmu dan untuk-Nya,” begitu guru ngaji saya waktu itu pernah mengatakan. “Kalau kita tidak memaksakan, semua waktu akan tertelan oleh pekerjaan yang tak akan ada habisnya.” Beliau melanjutkan.
Tahajud yang terlewat begitu saja, tilawah yang sering terabaikan karena begitu sibuknya, shalat yang tak lagi sepenuh hati, waktu-waktu ijabah doa yang mudah terlewat, majelis dzikir yang diikut setengah hati atau bahkan sangat ringan untuk tak mengikutinya, semuanya lama kelamaan pasti akan ‘mengacaukan’ hubungan kita dengan-Nya.
Jika hubungan kita dengan-Nya mengalami kekacauan, tunggulah, pasti keacauan-kekacauan lain akan mengikuti. Seperti halnya membaiknya segala urusan seiring dengan membaiknya hubungan kita dengan-Nya.
“Barangsiapa membereskan hubungan antara dirinya dengan Allah, niscaya Allah akan membereskan hubungan antara dia dan manusia semuanya. Barangsiapa membereskan urusan akhiratnya, niscaya Allah akan membereskan baginya urusan dunianya. Barangsiapa selalu menjadi penasihat yang baik bagi dirinya, niscaya Allah akan menjaganya dari segala bencana.”
_Dalam kitab Nahjul Balaghah, Ali bin Abi Thalib mengajarkan untuk kita_

•Melakukan kemaksiatan
Rasulullah SAW bersabda, ’Kebaikan adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang meresahkan jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia’." (HR Muslim)
Kemaksiatan atau dosa yang kita lakukan ibarat tinta pekat yang menetes pada selembar kain putih. Hati, seperti halnya kain putih, jika ditetesi oleh tinta secara terus menerus tanpa dicuci, lama kelamaan akan berubah menjadi sepekat tinta, bahkan lebih.
Hati yang kelam dan usang adalah tempatnya kegelisahan dan ketidakpastian. Setan mudah memainkannya sehingga terasa sempitlah hidup dan dunia ini.
280709
16.59 WIB

2 komentar:

  1. wah...betul banget. banyak hal yang membuat kita lalai untuk tunduk rukuk kepada-Nya. kita sering merasa sibuk dengan pekerjaan duniawi, seolah lupa kalau urusan ukhrawi jauh lebih penting.
    astaghfirullah....
    semoga Ramadhan depan kita bisa men-charger ruhiyah kita hingga titik tertinggi, yang takakan habis energinya hingga Ramadhan berikutnya.
    amin.

    BalasHapus
  2. amiin
    ------
    Allah,....
    ramadhankan hati kami....
    :)

    BalasHapus