« on: November 19, 2009, 10:55:08 am »
*Hanya menyampaikan pesan*
Penerbit Imania dan Etera sedang gencar-gencarnya mencari naskah untuk diterbitkan.
Jenis naskah:
- Islami.
- Novel (semua genre).
- Bisnis, marketing, ekonomi, investasi, manajemen, dan semacamnya.
- Kesehatan, kecantikan, pengobatan, dan semacamnya.
- Makanan, minuman, wisata kuliner, dan semacamnya.
- Politik.
- Self-help, how to, kiat-kiat, dan semacamnya.
- Teknologi informasi, komputer, ponsel, dan semacamnya.
- Dan lain-lain
Bagi Anda yang memiliki kemampuan di bidang menulis, kami tunggu naskah Anda.
Mohon ajukan ke:
Faried Wijdan (Manajer Redaksi) di etera_imania@yahoo.com, faried82@yahoo.co.uk
atau via pos ke:
Faried Wijdan
Penerbit Imania
Ki Town House Blok H
Jl. Raya Limo, Depok
16515
Telp: 021 - 753 1711
Faks: 021 - 753 1711
sumber: http://www.lautanindonesia.com
Sejenak Berhenti
Sejenak,....menggali hikmah yang terserak
Rabu, 03 Maret 2010
Minggu, 22 November 2009
rumah baruku
waaahhh, lg asyik ngatur2 dekorasi di rumah baru, www.langit11.wordpress.com jd lama ga masuk ke rumah yang ini
Senin, 19 Oktober 2009
Kamuflase
Adakalanya kita akan terkejut ketika ada sesuatu yang begitu menguasai setiap helaan napas. Sejak kesadaran mulai mengelana ia ikut menampakkan denyutnya berlomba dengan napas demi mendapat oksigen untuk energi hari itu. Ikut menangkap semburat kecerahan mentari dan perlahan menyerap binarnya. Menyedot fokus hingga ternganga jiwa yang menyadarinya. Menghasilkan konsentrasi lewat jenuh yang membuat segalanya tak lagi bisa melarut.
Kemudian, menyadari itu bukan rasa yang hakiki, tapi kamuflase dari asa menggunung yang coba ditenggelamkan dalam lautan tak berdayaan dan ke-Mahakuasaan. Asa yang membuncah, menyebrangi batas kebisaan yang terukur oleh diri yang lambat laun atau tanpa permisi hadir mencekam dan menggerogoti celah-celah bahagia yang berjajar tenang dalam lapangan hati.
Dan, sungguh, hanya Dia Yang Maha tak berbatas yang bisa melerai dengan sempurna segalanya. Hingga diri terduduk menyimpuhkan jiwa di bawah bayang kebesaran-Nya.
Menitipkan asa dalam genggaman dan gumam-Nya masih dan akan selalu menjadi sesuatu terbaik di antara serakan tak bertepi.
19.10.09
Kemudian, menyadari itu bukan rasa yang hakiki, tapi kamuflase dari asa menggunung yang coba ditenggelamkan dalam lautan tak berdayaan dan ke-Mahakuasaan. Asa yang membuncah, menyebrangi batas kebisaan yang terukur oleh diri yang lambat laun atau tanpa permisi hadir mencekam dan menggerogoti celah-celah bahagia yang berjajar tenang dalam lapangan hati.
Dan, sungguh, hanya Dia Yang Maha tak berbatas yang bisa melerai dengan sempurna segalanya. Hingga diri terduduk menyimpuhkan jiwa di bawah bayang kebesaran-Nya.
Menitipkan asa dalam genggaman dan gumam-Nya masih dan akan selalu menjadi sesuatu terbaik di antara serakan tak bertepi.
19.10.09
Langganan:
Postingan (Atom)